Mengenai hal ini, mari kita perhatikan nasihat dari beberapa ulama, yaitu orang yang menjelek-jelekkan saudaranya yang sudah bertaubat dari dosa, bisa jadi dia akan melakukan dosa tersebut.
Misalnya ada teman kita yang ketahuan selingkuh atau berzina, maka kita pun heboh membicarakannya bahkan mencela serta terlalu banyak berkomentar dengan menerka-nerka saja. Hal ini sebaiknya dihindari, sikap muslim adalah diam, menasehati dengan cara empat mata, dan berharap kebaikan pada saudaranya terlebih ia sudah menyesal dan mengaku salah.
Syaikh Al-Mubarakfuri menjelaskan, bisa jadi ia terjerumus dalam dosa yang sama karena ada faktor kagum terhadap dirinya sendiri, sombong dan mensucikan diri.
Â
Seolah dia berkata kamu kok bisa terjerumus dalam maksiat/dosa itu, lihatlah aku, sulit terjerumus dalam dosa itu. Tentu ini bentuk kesombongan yang nyata dan sangat merendahkan orang lain. Beliau berkata,
ﻳÙïº Ùïºïº¯Ùﻯ ïº'ÙﺴÙï» Ù'ïºÙ ïºï»ïºÙ'Ùï»®Ù'ï»"Ùï»´ï»Ù ﺣÙïºÙ'Ùï»° ﻳÙﺮÙ'ïºÙï»ÙïºÙ ﻣÙïº ï»Ùï»´Ù'Ùﺮ٠ïºÙﺧÙïºï»©Ù ïº'Ùﻪ٠ï»ÙﺫÙïºï»Ù ïºÙﺫÙïº ïº»ÙﺤÙïº'Ùﻪ٠ïºÙï»Ù'ïº Ùïºïº'Ùﻪ٠ïº'ÙﻨÙï»"Ù'ﺴÙﻪ٠ï»ÙﺴÙﻼﻣÙïºÙﻪ٠ﻣÙﻤÙ'Ùïº ï»Ùï»´Ù'Ùﺮ٠ïº'Ùﻪ٠ïºÙﺧÙïºï»©Ù .
âDibalas dengan memberikannya jalan hingga ia akan melakukan maksiat yang ia cela yang dilakukan oleh saudaranya. Hal tersebut karena ia sombong/kagum dengan dirinya sendiri karena ia merasa selamat dari dosa tersebut.â
Demikian juga Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa menjelek-jelekkan saudaranya yang telah melakukan dosa, maka bisa jadi ia akan melakukan dosa tersebut.
ï»Ùï»Ùï»Ù'٠ﻣÙï»Ù'ﺼÙï»´Ùïº"Ù ï»Ùï»´Ù'ÙﺮÙïºÙ' ïº'ÙﻬÙïº ïºÙﺧÙïºï»Ù ï»"ÙﻬÙﻲ٠ïºÙï»Ùï»´Ù'ï»Ù ﻳÙﺤÙ'ïºÙﻤÙï»Ù ïºÙﻥÙ' ﻳÙﺮÙﻳÙ'ﺪ٠ïº'Ùﻪ٠ïºÙﻧÙ'ÙﻬÙïº ïº»ÙïºïºÙﺮÙïº"Ù ïºÙï»Ùï»´Ù'ï»Ù ï»Ùï»»Ù ïº'ÙﺪÙ'Ù ïºÙﻥÙ' ïºÙï»Ù'ﻤÙï» ÙﻬÙïº
âSetiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut.â
Beliau melanjutkan penjelasan bahwa dosa mencela saudaranya yang telah melakukan dosa itu lebih besar dari dosa itu yang dilakukan oleh saudaranya. Beliau berkata,
ïºï»¥ ïºï»ï»´ï»´ïº®ï» ï»·ïº§ï»´ï» ïº'ﺬﻧïº'ﻪ ïºï»ï»ï»¢ ïºïºï»¤ïº ﻣﻦ ﺫﻧïº'ﻪ ï»ïºïº·ïºª ﻣﻦ ﻣï»ïº¼ï»´ïºï»ª ï»ï»¤ïº ï»"ﻴﻪ ﻣﻦ ﺻﻮï»ïº" ïºï»ï»ïºï»ïº" ï»ïºïº°ï»ï»´ïº" ïºï»ï»¨ï»"ﺲ
âEngkau mencela saudaramu yang melakukan dosa, ini lebih besar dosanya daripada dosa yang dilakukan saudaramu dan maksiat yabg lebih besar, karena menghilangkan ketaatan dan merasa dirinya suci.â
Para ulama sudah mengingatkan mengenai hal ini, terlebih mereka adalah orang yang sangat berhati-hati dan takut kepada Allah. Seorang ulama Ibrahim An-Nakhaâi berkata,
â Ø¥ÙÙ Ùأر٠اÙØ´ÙØ¡ Ø£ÙرÙÙØ ÙÙ
ا ÙÙ
ÙعÙ٠أ٠أتÙÙÙ'Ù
ÙÙ٠إÙا Ù
خاÙØ© أ٠أÙبتÙ٠بÙ
Ø«ÙÙâ.
âAku melihat sesuatu yang aku tidak suka, tidak ada yang menahanku untuk berkomentar dan membicarakannya kecuali karena aku khawatir aku yang akan ditimpakan masalahnya dikemudian hari.â
Hasan Al Basri berkata,
ÙاÙÙا ÙÙÙÙÙÙ Ù
٠رÙ
٠أخا٠بذÙب Ùد تاب Ø¥Ù٠اÙÙÙ Ù
ÙÙ ÙÙ
ÙÙ
ت Øت٠ÙبتÙÙ٠اÙÙ٠بÙ
âPara sahabat dan tabiâin memiliki konsep, barang siapa yang mencela saudaranya, karena dosa-dosanya, sedangkan saudaranya itu sudah bertaubat kepada AllÄh, maka si pencela tidak akan meninggal dunia kecuali dia akan mengalami dosa saudaranya tersebut.
Semoga kita bisa menjaga lisan kita karena lisan sangat berbahaya jika tidak terkontrol.
Rasulullah Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda,
ïºÙﻥÙ'Ù ïºï»ïº®Ù'ÙïºÙï»Ù ï»Ùï»´ÙïºÙï»Ùï» Ù'Ùﻢ٠ïº'Ùïºï»Ù'ï»Ùï» ÙﻤÙïº"Ù ï»Ùïº ï»³ÙﺮÙﻯ ïº'ÙﻬÙïº ïº'ÙïºÙ'ﺳÙïº ï»³ÙﻬÙ'ï»®Ùï»± ïº'ÙﻬÙïº ïº³Ùïº'Ù'ï»Ùﻴﻦ٠ﺧÙﺮÙﻳï»"Ùïº ï»"Ùﻲ ïºï»ï»¨Ù'ÙïºïºÙ
âSesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal selama tujuh puluh tahun di dalam neraka.â
Jika kita bisa menjaga lisan, Nabi shallallahu âalaihi wa sallam akan menjamin surga kepada kita. Nabi Muhammad shallallahu âalaihi wa sallam bersabda,
ﻣÙﻦÙ' ﻳÙï»Ù'ﻤÙﻦÙ' ï»Ùﻲ ﻣÙïº ïº'Ùï»´Ù'ﻦ٠ï»ÙﺤÙ'ï»´Ùï»´Ù'ﻪ٠ï»ÙﻣÙïº ïº'Ùï»´Ù'ﻦ٠ïºÙïºÙ'ï» Ùï»´Ù'ﻪ٠ïºÙﺿÙ'ﻤÙﻦÙ' ï»Ùﻪ٠ïºï»Ù'ïº ÙﻨÙ'Ùïº"Ù
âBarang siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga baginya.â
Sumber/Foto/Artikel Asal : muslim.or.id | islamidia
Â
loading...
0 Response to "Begini Ternyata Larangan Mencela Seorang Muslim yang Sudah Bertaubat Dari Dosa Maksiatnya â Post Share Indonesia"